Merekrut karyawan adalah ide yang kurang populer bagi para entrepreneur pemula. Alasan utamanya cukup jelas, merekrut karyawan adalah tindakan berbiaya tinggi jika dilihat dari skala perusahaan yang baru dirintis. Merekrut karyawan berarti menukar kepastian dengan ketidak pastian. Gaji dan biaya operasionalnya adalah pasti, sementara proyek yang dicari masih serba belum pasti.
Seorang entrepreneur pemula biasanya memiliki jumlah project yang naik turun, ada kalanya sedikit, ada kalanya juga melebihi kapasitas perusahaan. Jika serorang entrepreneur sudah mencapai batas kapasitas produksinya, entah itu barang atau jasa, biasanya mereka akan menutup pintu order dan fokus pada pekerjaan yang sudah ditangan. Pilihan lain yang sering diambil oleh entrepreneur adalah meng-outsourskan pekerjaan kepada freelancer lain.
Pilihan-pilihan seperti diatas adalah pilihan yang logis dan tidak ada salahnya. Menjadi entrepreneur adalah pilihan yang beresiko, dan merekrut karyawan jelas menambah tingkat resiko tersebut. Namun merekrut karyawan bukannya tidak menjanjikan peluang, justru salah satu kunci sukses bertumbuhnya sebuah usaha adalah dari faktor ini: merekrtut karyawan dan membangun sistem.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat merekrut karyawan, bukan hanya membayar gaji saja, tapi juga ada kewajiban-kewajiban lain yang mengikuti, sepertii jamsostek, tunjangan-tunjangan dll. Juga harus dipikirkan perlengkapan penunjang untuk karyawan seperti komputer, camera dan perlengkapan lainnya sesuai dengan spesialisasi calon karyawan.
Saat akan merekrut karyawan, kita harus membuat list kebutuhan yang memang benar-benar perlu untuk mengembangkan perusahaan. Sektor-sektor yang benar-benar membutuhkan sumberdaya tambahan harus menjadi prioritas. Perekrutan karyawansebaiknya bukan hanya sekedar untuk mengurangi kesibukan dan jam kerja kita, akan tetapi haruslah merekrut karyawan yang bisa melenggkapi sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan namun saat ini belum tersedia.
Merekrut karyawan berarti harus keluar dari zona nyaman, yang awalnya seorang entrepreneur hanya bekerja dengan diri sendiri, satu slip gaji, satu pengeluaran, dan yang paling penting hanya satu personality tiba-tiba berubah. Seorang entrepreneur kemudian harus bekerja dengan banyak orang dengan kepribadian yang berbeda-beda, memikirkan berbagai fasilitas tambahan yang harus disediakan dan memikirkan beberapa slip gaji dan tunjangan.
Walaupun merekrut karyawan membawa usaha kita ke tingkat resiko yang lebih tinggi, dan berpotensi menimbulkan kerumitan-kerumitan baru, namun dengan merekrut karyawan kita telah memulai langkah besar yang sangat penting: menyiapkan sistem bisnis kita. Dengan adanya karyawan, kita bisa mulai membangun sistem bisnis, yang merupakan fondasi penting bagi pengembangan usaha.