“Mindset yang kita bawa saat negosiasi bisa menjadikannya peluang tapi bisa juga menghancurkannya”
Negosiasi adalah salah satu skill paling dibutuhkan di era milenial ini, apakah kita seorang karyawan, seorang pekerja lepas, apalagi seorang entrepreneur. Kegagalan penguasaan teknik negosiasi akan membuat kita mengalami kerugian.
Menurut Davit Meltzer, seorang entrepreneur dan CEO di Sport 1 Marketing, ada beberapa jenis pertanyaan yang sering dia dapat terkait negosiasi. Berikut diantaranya:
- Apa asset terbesar yang bisa kita bawa saat negosiasi?
Tidak ada aset yang lebih besar yang dapat kita bawa ke dalam sebuah negosiasi selain value. Pastikan kita memberikan nilai optimum kepada mitra negosiasi kita.
- Kualitas apa yang paling membantu kita saat negosiasi?
Ada dua hal yang harus kita bawa saat negosiasi, pertama pemahaman terhadap kebutuhan parner negosiasi, kedua adalah keadilan. Jika kedua belah pihak sampai fase saling memahami dan yakin bahwa apa yang akan mereka sepakati selain memberikan win-win solution juga adil maka negosiasi akan berjalan lancar, dan akan membuka pintu bagi dimulainya project-project lain yang lebih besar.
- Bagaimana ego berperan dalam negosiasi?
Ego memainkan peran setiap kali orang berpikir tentang kelangkaan atau konfrontasi, misalnya “Harus Menang”. Dalam negosiasi, kita dihadapkan dengan kebutuhan ego untuk menjadi benar, tersinggung atau superior, baik dari orang lain maupun dari diri kita sendiri.
Ketika kita memahami kebutuhan ego kita sendiri, serta ego dari orang-orang yang kita ajak bernegosiasi, lebih mudah untuk menghindari upaya ego untuk memanipulasi negosiasi.
Tentu saja, kita juga dapat menggunakan ego seseorang terhadap mereka, seperti mengancam untuk pergi jika kita menemui jalan buntu, karena ego kebanyakan orang tidak akan membiarkan mereka kehilangan kesepakatan yang menguntungkan.
- Apakah kita harus selalu menyenangkan orang lain saat negosiasi?
Keinginan untuk selalu menyenangkan orang lain pada dasarnya juga adalah perwujudan ego kita yang lain, yaitu ego untuk disukai. Orang-orang yang selalu berusaha untuk menyenangkan semua orang banyak yang berakhir sebagai pecundang saat negosiasi, karena mereka takut untuk meminta hak mereka secara adil.
- Saat negosiasi, apakah kita perlu mengambil waktu istirahat?
Tentu saja. Kapanpun kita merasa tidak puas, energi ,menurun atau kehilangan fokus saat negosiasi kita dapat mengambil waktu untuk istirahat. Ada dua jenis istirahat saat negosiasi, pertama adalah istirahat mental dengan cara mengambil beberapa tarikan nafas dalam-dalam sehingga kita bisa lebih rileks dan kembali fokus. Kedua istirahat secara fisik, dengan cara minta break sebentar dan kembali lagi dengan fisik dan pikiran yang lebih segar dan fokus.