Banyak para leader besar adalah kaum generalis. Leader dari kelompok ini tahu banyak akan segala hal, mereka juga hebat dalam banyak hal. Namun pada saat yang sama pepatah lama juga berlaku “Jika kamu mengejar dua kelinci, maka keduanya tidak adakan tertangkap”. Inilah pentingnya seorang leader menguasai seni mengelola prioritas.
Tantangan terbesar dalam hal prioritas sebenarnya dialami oleh para leader tingkat menengah dalam perusahaan. Disatu sisi mereka memiliki tanggungjawab yang besar terhadap tim dan pekerjaan, di sisi lain mereka tidak sepenuhnya memiliki kendali atas berbagai tanggungjawab dan kebijakan, tentu saja karena mereka memiliki pemimpin tingkat atas.
Walupun begitu tantangan tetaplah tantangan yang harus diselesaikan dengan baik. Seorang leader, dalam fase atau tingkat manapun harus mampu membuat dirinya sampai pada suatu titik dimana dia dapat mengelola prioritas dan waktunya.
Menurut John C. Maxwell, seorang leader yang baik bisa mengelola prioritas dan waktunya dengancara berikut ini:
-
80% dari waktumu harus digunakan untuk mengerjakan hal yang menjadi kekuatan utamamu
-
15% dari waktumu diinvestasikan untuk mengerjakan hal yang sedang kamu pelajari
-
5% dari waktumu diinvestasikan untuk kegiatan penting lainnya
Menurut Maxwell penggunaan ketiga prioritas ini memang tidak mudah untuk mencapainya, tetapai seorang leader harus memperjuangkannya. Jika kita memiliki team, maka kita harus mencoba menyerahkan pekerjaan yang tidak kita kuasai kepada tem yang menguasainya.
Atau jika memungkinkan kita bisa bertukar tugas dengan kolega lainnya, sehingga kita dan kolega kita sama-sama dapat bekerja dengan menggunakan kekuatan utama untuk meraih hasil terbaik.
Didalam bukunya “Good to Great”, Jim Collins mengatakan: Sebagian besar diantara kita menjalani hidup yang sibuk, tetapi tidak disiplin. Kita memiliki daftar “List to do” yang senantiasa bertambah panjang, mencoba membangun momentum dengan melakukan, melakukan, melakukan, dan melakukan lebih banyak lagi. Dan itu jarang berhasil. Namun mereka yang membangun perusahaan “Good to Great” juga memanfaatkan daftar “Stop to Do” seperti juga memanfaatkan “To Do List”. Mereka memperlihatkan jumlah disipilin yang mengesankan untuk menhyingkirkan segala jenis urusan tidak penting”
Jika kita mengacu pada hal diatas maka akan segera kita pahami bahwa membuat skala prioritas dan berani disiplin untuk hanya melakukan pekerjaan penting saja ternyata merupakan kunci sukses para leader-leader besar.