Diwakili President dan Cofoundernya, Andre Sulistyo, Perusahaan start up Go-Jek (PT Aplikasi Karya Anak Bangsa) menyambangi petinggi PT Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait keinginannya melepas (IPO) di pasar modal Indonesia. Kedatangan Go-Jek ini juga rangka memenuhi undangan dari Direktur Utama BEI, Tito Sulistio.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio menjelaskan, dalam pertemuan tersebut Go-Jek menanyakan sejumlah hal terkait IPO. Semua pertanyaan yang dilontarkan oleh Go-Jek, menurut Tito sudah diakomodasi oleh bursa, seperti aturan listing bagi perusahaan yang rugi.
Perusahaan yang rugi, Tito menekankan, boleh IPO, asalkan sudah beroperasi lebih dari satu tahun. Selain itu, mereka juga bertanya terkait dokumen apa saja yang harus diserahkan oleh Go-Jek pada saat IPO. Tito menjelaskan Go-Jek juga harus memberikan gambaran proyeksi perusahaan selama lima tahun ke depan.
Penjelasan tersebut diamini oleh Andre Soelistyo “Eventually kami harus IPO,” kata Andre Soelistyo, Presiden PT Aplikasi Karya Anak Bangsa tersebut, Senin (5/3/2018). Dia memastikan bahwa Go-Jek akan mencatatkan diri sebagai perusahaaan terbuka di Indonesia.
Namun dia menegaskan, Go-Jek belum akan IPO di tahun ini. Andre juga mengatakan, pihaknya juga tengah mempertimbangkan skema dual listing.
Menurut dia, Go-Jek akan dual listing di negara yang mengerti kebutuhan dari perusahaan di negara berkembang seperti Go-Jek.
Saat ini, Go-Jek tengah melakukan persiapan untuk mencatatkan diri. Andre mengatakan bahwa saat ini, Go-Jek belum menunjuk penjamin pelaksana emisi untuk aksi korporasi tersebut.
Meski demikian, Andre mengatakan bahwa bursa mendukung penuh upaya dari Go-Jek untuk mencatatkan diri di bursa.
Sementara itu menurut Andre Soelistyo, Go-Jek berkeinginan saham mereka tetap dimiliki penduduk Indonesia.Tito juga menitipkan pesan, agar perusahaan IPO tidak perlu menunggu menjadi besar saat melakukan IPO. “Tapi jadi besar karena IPO. Kami juga dorong startup lain untuk melantai di bursa,” pungkas Andre Soelistyo.