Dengan perkembangan teknologi, dunia pertanian makin menarik bagi milenial. Bertani saat ini tidak lagi diasosiasikan dengan ketradisionalan dan ketertinggalan jaman, dengan teknologi IoT (Internet of Things)bertani jadi mudah dan keren. Startup Habibi Garden misalnya, membuat peralatan yang mampu membuat tanaman bisa “berkomunikasi” dengan petaninya
Dilatari keinginan berkontribusi dalam dunia pertanian Habibi Garden meluncurkan aplikasi pertanian yang memudahkan Petani memantau perkembangan tanaman/kebun mereka melalui smartphone. Inspirasi untuk membuat aplikasi Habibi Garden muncul ketika Dian Prayogi Susanto, CEO Habibi Garden, menjadi petani paruh waktu saat dia libur bekerja. Setelah mengalami banyak kegagalan, dia sampai pada suatu kesimpulan. Kegagalan itu dikarenakan tanaman tidak bisa “berbicara” dengan pemiliknya, mengenai apa yang sebenarnya tanaman butuhkan agar dapat tumbuh dengan baik.
Kemudian Dian dan temannya, Irsan Rajamin membuat sensor yang dapat mendeteksi kondisi tanaman. Sensor tersebut dihubungkan dengan aplikasi Habibi Garden menggunakan teknologi IoT (Internet of Things). “Kami membuat sensor yang dapat mendeteksi parameter kunci untuk tumbuh kembang tanaman dan data realtime dari parameter tersebut dapat dikirim ke smartphone, sehingga petani dapat memiliki gambaran kondisi tanaman,” tutur Dian.
Cara kerja sensor tersebut ditancapkan di perkebunan. Lalu, sensor tersebut akan mengirim data-data seperti kondisi pH tanah, nutrisi, kelembaban tanah, dan kondisi lingkungan udara. Selanjutnya sensor tersebut akan mengirim data-data ke aplikasi Habibi Garden.
Petani yang ingin memanfaatkan aplikasi Habibi Garden, mesti memasang APK (Android Package Kit) di kebun mereka dan mengunduh aplikasi Habibi Spot di Google Play Store. Setelah keduanya terpasang, petani dapat mengakses informasi kondisi kebun yang dikirim APK melalui smartphone mereka.
“Dengan Habibi Garden keputusan pemberian nutrisi dan tindakan-tindakan lain yang perlu dilakukan menjadi lebih terukur, sehingga menjadikan petani lebih produktif, mengurangi risiko gagal panen dan meningkatkan hasil panen,” papar Dian.
Hasil Panen Melimpah Hingga 300%
Dian mengklaim, Habibi Garden berpotensi meningkatkan hasil panen hingga 300%. Tidak ada biaya yang dibebankan kepada petani yang ingin menggunakan teknologi Habibi Garden alias nol rupiah. “Sampai sekarang business model yang dilakukan oleh Habibi Garden adalah profit sharing dari hasil panen,” tegas Dian. Menurut Dian, sampai saat ini sudah sekitar 300 petani yang mengadopsi teknologi Habibi Garden. Petani tersebut tersebar di Pulau Jawa dan Sumatra.
Beberapa keuntungan diperoleh Petani dari Habibi Garden. Selain data informasi kondisi lahan seperti telah disinggung di atas, Petani mendapatkan asistensi automasi lahan pertanian. Dukungan lain berupa smart irigasi sistem, yang memungkinkan petani memberikan penyiraman nutrisi secara otomatis berdasarkan data realtime yang dikumpulkan.
Benefit lain yang akan diterima Petani , bantuan modal dari perbankan. Habibi Garden sedang mengembangkan Credit Scoring berbasis data dan hasil panen. “Sehingga bank mendapat target custumer baru yang jumlahnya besar dan Petani dapat keluar dari lubang kemiskinan,” jelasnya.