Sebanyak 10.000 karyawan Fujifilm Holding akan dipangkas secara global. langkah ini diambil sebagai salah satu upaya restrukturisasi bisnis. Saat ini Fujifilm sedang dalam tahap hampir mencapai kesepakatan dengan Xerox Corp untuk menjalankan joint venture.
Kerja sama ini dilakukan sebagai langkah untuk bertahan di tengah penurunan bisnis fotokopi. Fujifilm akan memiliki porsi sebanyak 75% dalam joint venture ini yang nantinya akan berubah nama menjadi Fuji Xerox. Jumlah tersebut setara dengan hampir setengah dari nilai penjualan dan keuntungan operasi perusahaan asal Jepang tersebut.
Sementara Xerox Corp akan mendapat 25% saham sisanya. Disinyalir langkah ini diambil Xerox setelah mendapat tekanan dari para pemegang saham untuk mencari opsi strategis dan bernegosiasi untuk kerja sama yang menguntungkan dengan Fujifilm.
Pengumuman pemangkasan karyawan tersebut mencuat setelah Wall Street Journal melaporkan Xerox Corp selangkah lagi akan mencapai kesepakatan untuk menyerahkan kendali perusahaan ke Fujifilm.
Fujifilm mengatakan akan menganggarkan biaya restrukturisasi sebesar 49 miliar yen atau US$ 450,95 juta di semester I tahun fiskal 2017 yang akan berakhir sampai Maret 2018. Perusahaan ini juga menurunkan perkiraan keuntungan profit untuk tahun ini menjadi 130 miliar yen dari sebelumnya 185 miliar yen sebagai bagian dari restrukturisasi.
Perusahaan ini juga akan melakukan penutupan atau mengintegrasikan sejumlah basis manufaktur serta menurunkan biaya produksi tahunan sebesar 50 miliar yen hingga Maret 2020.
Per Maret 2017, Fuji Xerox memiliki lebih dari 47.000 karyawan. Itu berarti, akan ada pemotongan jumlah karyawan sebanyak seperlima dari total karyawan yang ada, tentu saja itu merupakan jumlah yang cukup besar .